Sebelum berangkat, kami diberikan satu kotak makan untuk nanti di Science Centre. Kami juga diberi selembar kertas yang harus kami cari jawabannya di Science Centre. Mulai dari pertanyaan tentang Marine Alcove, Uniquely You, dan sebagainya. Barulah setelah itu kami dapat menaiki bus dan berangkat ke Science Centre.
Di bus, aku duduk bersama Mella, teman sekelasku. Di bus, kami mengambil selca (self camera) bersama menggunakan kamera Mella.
Aku dan Mella dalam perjalanan ke Science Centre |
Kami langsung mencari jawaban dari soal tersebut setelah kami masuk. Well, aku sih sudah tidak begitu asing dengan Science Centre ini. Soalnya, aku sendiri sudah menjadi member di Science Centre. Bahkan hampir setiap bulan aku dan keluargaku pergi ke sana. Hanya saja, kali ini lebih menyenangkan menurutku. Karena kali ini, aku pergi bersama teman-temanku.
Pertanyaan pertama yang kami jawab adalah 'tulislah cara kerja alat yang hanya bisa menampilkan kepalamu' tidak perlu berpikir, saya sudah tahu alat mana yang harus kami lihat keterangannya. Nama alat tersebut adalah 'Head on a Platter'. Cara kerjanya adalah, di suatu tempat dekat alat tersebut, ada pintu masuk ke tempat yang berhubungan dengan alat tersebut. Kita hanya perlu menjulurkan kepala dan orang-orang yang melihat dari depan hanya akan melihat kepalamu.
Kak Icha (kelas X) mencoba Head on a Platter |
Sambil mencari alat-alat yang harus kami temukan, kami juga melihat alat-alat lain yang menarik. Seperti Two Face. Alat ini menampilkan dua sisi tiruan wajah manusia. Jika kita melihat dari sisi kanan, orang itu terlihat muda. Namun ketika kita melihatnya dari sisi kiri, yang terlihat adalah wajah orang tua gondrong dan berjanggut. Tapi ketika kita lihat dari depan, sebenarnya memang setengah bagaian kepala itu adalah wajah orang muda dan setengahnya lagi adalah wajah orang tua. Namun karena di antara kedua bagaian kepala itu diberi cermin, maka ketika kita melihat dari sisi kiri/kanan, kita seperti melihat wajah yang berbeda. Padahal itu hanyalah hasil dari pantulan cermin.
Two Face |
Oh, jangan lupa ada Echo Tube. Bentuk Echo Tube adalah seperti lubang besar yang jika kita berteriak pada tabung tersebut akan menghasilkan gema. Biasanya, anak-anak kecil suka dengan alat yang satu ini. Mungkin karena mereka bisa berteriak sepuas mereka kali ya? :D Tapi jangankan anak kecil, orang dewasa pun banyak yang menyukai alat ini.
Echo Tube jika dilihat dari dalam |
Ada juga 'Never Ending Piano'. Jika kita menekan tuts-tuts piano ke arah yang sama tanpa henti, maka nadanya akan terus naik walaupun kita kembali menekan tuts yang sama. Karena nadanya yang tak akan sama dengan nada sebelumnya itulah yang menyebabkan alat ini disebut 'Never Ending Piano'.
Clara dan Mella mencoba alat 'Never Ending Piano' |
Ada juga 'Mirror Balls'. Jika kita menunjuk atau bahkan hanya melihat pada satu bola cermin, bola-bola cermin lainnya akan terlihat seperti menunjuk atau melihat cermin yang sedang kita tunjuk atau lihat. Anak-anak kelas 1 SMA (kelas X) sepertinya sangat menyukai cermin ini. Karena mereka berlama-lama melihat cermin ini dan berfoto-foto di sana. Hehe..
Mirror Balls |
Rafi (3SD) mencoba Magic Mirror sebagai cowboy |
Rafi (3SD) mencoba Magic Mirror sebagai bajak laut |
Rafi (3SD) mencoba Magic Mirror sebagai hantu |
Rafi (3SD) mencoba Magic Mirror sebagai putri |
Metal Grass yang menari sesuai irama |
Lalu, di Marine Alcove, kami menemukan berbagai jenis ikan. Yang paling terkenal di antar sekian banyak ikan adalah Stonefish dan Moray eel. Stonefish adalah ikan yang bentuknya seperti batu. Ia dapat berkamuflase dengan batu-batu yang ada di sekitarnya. Jika dilihat dari jauh, mungkin tidak akan terlihat seperti ikan. Namun ketika diperhatikan dari dekat, batu yang sebenarnya ikan itu bergerak.
Moray eel terkenal dengan warna tubuh dan bentuknya. Warna tubuhnya putih dengan polkadot-polkadot hitam di atasnya. Dengan tubuh panjang dan bentuk mulut seperti capit. Memang menyeramkan. Tapi sebenarnya belut itu unik. Siapa sangka belut yang terlihat menyeramkan itu sebenarnya pengelihatannya kurang bagus.
Moray eel yang unik |
Setelah itu, kami pergi ke bagian solar system. Di sana, kami harus mencari keterangan planet-planet. Namun karena terlalu banyak anak yang berkumpul, maka aku dan teman-teman sekelasku hanya memoto keterangannya dan menyelinnya belakangan.
Jupiter. Slah satu planet dalam tata surya |
Seusai pergi ke bagian tata surya, kami pergi untuk menonton Balloon Science Show. Di sana, para petugas memperagakan bagaimana caranya mengangkat gelas atau ember menggunakan balon. Mereka juga memperagakan bagaimana cara agar balon tidak pecah walaupun ditusuk dengan jarum. Namun, kami tidak menonton acara tersebut hingga selesai. Karena kami masih harus mencari jawaban dari lembar kerja yang diberikan.
Setelah lelah mencari-cari jawaban, Ms. Meili, salah satu guru kami menyuruh kami untuk makan terlebih dahulu. Akhirnya kami makan dulu di kafe dalam Science Centre tersebut. Setelah makan, kami bergegas dan Melihat pertunjukkan Tesla Coil.
Pertunjukkan ini menampilkan bagaimana tegangan elektronik dapat meledakkan balon, membuat lampu menyala. Walau hanya 10 menit, tetapi pertunjukkan itu mengagumkan.
Pertunjukkan Tesla Coil |
Karena sudah waktunya pulang, kami pun segera keluar dari Science Centre. Walaupun sebenarnya kami belum menemukan jawaban terakhir. Dan ternyata, Juan, Jodie, Yafi, Rifqi, Fany, dan Fahrezzy sudah berada di luar sejak waktu makan siang. Sambil menunggu bus dan yang lain keluar, akhirnya aku, Mella, dan Clara duduk-duduk di McDonald. Aku membeli McFlurry sambil menunggu. Karena bosan, kami mengambil continuous photos. Subjeknya aku dan Clara. Sedang objeknya adalah ice cream ku.
Hasil dari continuous photos |
Tak lama, bus yang akan mengantar kami pulang pun datang. Sambil menunggu giliran naik, kami berfoto-foto dulu dengan guru kami, Bu Yuni dan Pak Sudi. Narsis sedikit, boleh kan? :D
Foto bersama Bu Yuni dan Pak Sudi |
Akhirnya, tibalah saatnya bagi kami untuk pulang. Hanya saja, tidak semua teman sekelasku pulang bersama bus yang mengantar kami ke sekolah. Mella dan Jodie pulang naik bus yang mengantar mereka ke KBRI. Dan yang lain pulang bersama bus yang mengantar kami ke sekolah.
Di bus, aku mengambil selca bersama Clara karena kami bosan. Setelah berkali-kali mengambil foto karena goyang, akhirnya kami mendapatkan foto yang bagus.
Aku dan Clara dalam perjalanan pulang |
Aku mendengarkan musik sedangkan Clara meminjam kameraku. Ia memoto titik-titik hujan yang ada di jendela karena pada saat itu hujan turun. Hasilnya pun bagus sekali. Ia juga meminta Juan sebagai modelnya (walaupun sebenarnya mukanya tidak terlihat).
0 random comments:
Post a Comment